XtGem Forum catalog

Sebagai salah satu
syarat dari iman
adalah adanya
keyakinan. Dan
keyakinan tersebut
dapat muncul dari
pengetahuan atau
ilmu tentang hal
tersebut. Dan
masalah tersebut
telah dijelaskan oleh
para ulama dengan
penjelasan yang
tuntas dan sangat
jelas bagi umat.
Iman kepada Allah
Subhanallohu wa
Ta ’ala
Kita mengimani
Rububiyah Allah
Subhanahu Wa
Ta ’ala, artinya
bahwa Allah adalah
Rabb: Pencipta,
Penguasa dan
Pengatur segala
yang ada di alam
semesta ini. Kita juga
harus mengimani
uluhiyah Allah
Subhanahu Wa
Ta ’ala artinya Allah
adalah Ilaah
(sembahan) Yang
hak, sedang segala
sembahan selain-
Nya adalah batil .
Keimanan kita
kepada Allah
belumlah lengkap
kalau tidak
mengimani Asma ’
dan Sifat-Nya,
artinya bahwa Allah
memiliki Nama-nama
yang maha Indah
serta sifat-sifat yang
maha sempurna dan
maha luhur.
Dan kita mengimani
keesaan Allah
Subhanallohu wa
Ta’aladalam hal itu
semua, artinya
bahwa Allah
Subhanallohu wa
Ta’ala tiada
sesuatupun yang
menjadi sekutu bagi-
Nya dalam
rububiyah, uluhiyah,
maupun dalam
Asma’ dan sifat-
Nya.
Firman Allah
Subhanahu Wa
Ta ’ala, yang
artinya: “(Dia
adalah) Tuhan
seluruh langit dan
bumi serta semua
yang ada di antara
keduanya. Maka
sembahlah Dia dan
berteguh hatilah
dalam beridat
kepada-Nya. Adakah
kamu
mengetahui ada
sesuatu yang sama
dengan-Nya (yang
patut disembah )?”.
(QS. Maryam: 65)
Dan firman Allah,
yang artinya: “Tiada
sesuatupun yang
serupa dengan-Nya.
Dan Dia-lah yang
maha mendengar
lagi Maha melihat ”.
(QS. Asy-Syura:11)
Iman Kepada
Malaikat
Bagaimana kita
mengimani para
malaikat ?
mengimani para
malaikat Allah yakni
dengan meyakini
kebenaran adanya
para malaikat Allah
Subhanahu Wa
Ta ’ala. Dan para
malaikat itu,
sebagaimana
firman-Nya, yang
artinya:
” Sebenarnya
(malaikat-malaikat
itu) adalah hamba-
hamba yang
dimuliakan, tidak
pernah mereka itu
mendahului-Nya
dengan perkataan
dan mereka
mengerjakan
perintah-perintah-
Nya. ” (QS. Al-anbiya:
26-27)
Mereka diciptakan
Allah Subhanahu Wa
Ta ’ala, maka
mereka beribadah
kepada-Nya dan
mematuhi segala
perintah-Nya. Firman
Allah Subhanahu Wa
Ta ’, yang artinya:
” …Dan malaikat-
malaikat yang disisi-
Nya mereka tidak
bersikap angkuh
untuk beribadah
kepada-Nyadan
tiada (pula) merasa
letih. Mereka selalu
bertasbih malam dan
siang tiada henti-
hentinya. “ (QS. Al-
Anbiya: 19-20).
Iman Kepada Kitab
Allah
Kita mengimani
bahwa Allah
Subhanahu Wa
Ta ’ala telah
menurunkan kepada
rasul-rasul-Nya
kitab-kitab sebagai
hujjah buat umat
manusia dan sebagai
pedoman hidup bagi
orang-orang yang
mengamalkannya,
dengan kitab-kitab
itulah para rasul
mengajarkan kepada
umatnya kebenaran
dan kebersihan jiwa
mereka dari
kemuysrikan. Firman
Allah Subhanahu Wa
Ta ’, yang artinya:
”Sungguh, kami
telah mengutus
rasul-rasul kami
dengan membawa
bukti-bukti yang
nyata dan telah kami
turunkan bersama
mereka Al-kitab dan
neraca (keadilan)
agar manusia
melaksanakan
keadilan … “ (QS. Al-
Hadid: 25)
Dari kitab-kitab itu,
yang kita kenal
ialah :
Taurat, yang Allah
turunkan kepada
nabi Musa alaihi
sallam, sebagaimana
firman Allah dalam
QS Al-Maidah: 44.
Zabur, ialah kitab
yang diberikan Allah
Subhanahu Wa
Ta’ala kepada
Daud alaihi sallam.
Injil, diturunkan Allah
kepada nabi Isa,
sebagai pembenar
dan pelengkap
Taurat. Firman Allah :
”…Dan Kami telah
memberikan
kepadanya (Isa) injil
yang berisi petunjuk
dan nur, dan sebagai
pembenar kitab yang
sebelumnya yaitu
Taurat, serta sebagai
petunjuk dan
pengajaran bagi
orang-orang yang
bertaqwa.” (QS : Al-
Maidah : 46)
Shuhuf, (lembaran-
lembaran) yang
diturunkan kepada
nabi Ibrahim dan
Musa, ‘Alaihimas-
shalatu Wassalam.
Al-Quran, kitab yang
Allah Subhanahu Wa
Ta’ala turunkan
kepada Nabi
Muhammad
shalallohu ‘alahi wa
sallam, penutup para
nabi. Firman Allah
Subhanahu Wa
Ta’ala, yang
artinya: ” Bulan
Ramadhan yang
diturunkan padanya
(permulaan) Al-Quran
sebagai petunjuk
bagi umat manusia
dan penjelasan-
penjelasan mengenai
petunjuk itu dan
pembeda antara
yang haq dan yang
batil…” (QS. Al
Baqarah: 185).
Iman Kepada Rasul-
Rasul
Kita mengimani
bahwa Allah
Subhanahu Wa
Ta ’ala telah
mengutus rasul-rasul
kepada umat
manusia, Firman
Allah Subhanahu Wa
Ta ’ala, yang
artinya: ” (Kami
telah mengutus
mereka) sebagai
rasul-rasul pembawa
berita genbira dan
pemberi peringatan,
supaya tiada alasan
bagi manusia
membantah Allah
sesudah (diutusnya)
rasul-rasul itu. Dan
Allah Maha Perkasa
lagi Maha
Bijaksana.” (QS. AN-
Nisa: 165).
Kita mengimani
bahwa rasul
pertama adalah nabi
Nuh dan rasul
terakhir adalah Nabi
Muhammad
shalallohu ‘alahi wa
sallam, semoga
shalawat dan salam
sejahtera untuk
mereka semua.
Firman Allah
Subhanahu Wa
Ta’ala, yang
artinya:
” Sesungguhnya
Kami
telahmewahyukan
kepadamu
sebagaimana Kami
telah mewahyukan
kepada Nuh dan
nabi-nabi yang
(datang)
sesudahnya …” (QS.
An-Nisa: 163).
Iman Kepada Hari
Kiamat
Kita mengimani
kebenaran hari
akhirat, yaitu hari
kiamat, yang tiada
kehidupan lain
sesudah hari
tersebut.
Untuk itu kita
mengimani
kebangkitan, yaitu
dihidupannya semua
mahkluk yang
sesudah mati oleh
Allah Subhanahu Wa
Ta ’ala. Firman Allah
Subhanahu Wa
Ta ’ala, yang
artinya:”Dan
ditiuuplah
sangkakala, maka
matilah siapa yang
ada dilangit dan
siapa yang ada di
bumi kecuali yang
dikehendaki Allah.
Kemudian ditiup
sangkakala itu sekali
lagi, maka tiba-tiba
mereka
bangkitmenunggu
(putusannya masing-
masing). ” (QS. Az-
Zumar: 68)
Kita mengimani
adanya catatan-
catatan amal yang
diberikan kepada
setiap manusia. Ada
yang mengambilnya
dengan tangan
kanan dan ada yang
mengambilnya dari
belakang
punggungnya
dengan tangan kiri.
Firman Allah
Subhanahu Wa
Ta ’ala, yang
artinya: ” Adapun
orang yang diberikan
kitabnya dengan
tangan kanannya,
maka dia akan
diperiksa dengan
pemeriksaan yang
mudah dan dia akan
kembali kepada
kaumnya (yang
sama-sama beriman)
dengan gembira.
Adapun orang yang
diberikan kitabnya
dari belakang
punggungnya, maka
dia akan berteriak
celakalah aku dan
dia akan masuk
neraka yang
menyala. ” (QS. Al-
Insyiqaq: 13-14).
Iman Kepada Qadar
Baik dan Buruk
Kita juga mengimani
qadar (takdir) , yang
baik dan yang buruk;
yaitu ketentuan
yang telah
ditetapkan Allah
untuk seluruh
mahkluk-Nya sesuai
dengan ilmu-Nya dan
menurut hikmah
kebijakan-Nya.
Iman kepada qadar
ada empat
tingkatan:
1. ‘Ilmu
ialah mengimani
bahwa Allah Maha
tahu atas segala
sesuatu,mengetahui
apa yang terjadi,
dengan ilmu-Nya
yang Azali dan abadi.
Allah sama sekali
tidak menjadi tahu
setelah sebelumnya
tidakmenjadi tahu
dan sama sekali
tidak lupa dengan
apa yang
dikehendaki.
2. Kitabah
ialah mengimani
bahwa Allah telah
mencatat di Lauh
Mahfuzh apa yang
terjadi sampai hari
kiamat. Firman Allah
Subhanahu Wa
Ta’ala, yang
artinya: ”Apakah
kamu tidak
mengetahui bahwa
Allah mengetahui
apa yang ada di
langit dan di bumi.
sesungguhnya tu
(semua) tertulis
dalam sebuah kitab
(Lauh Mahfuzh).
Sesungguhnya Allah
yang demikian itu
amat mudah bagi
Allah.” (QS. Al-Hajj:
70)
3. Masyi’ah
ialah mengimani
bawa Allah
Subhanahu Wa
Ta’ala. telah
menghendaki segala
apa yang ada di
langit dan di bumi,
tiada sesuatupun
yang terjadi tanpa
dengan kehendak-
Nya. Apa yang
dikehendaki Allah
itulah yang terjadi
dan apa yang tidak
dikehendaki Allah
tidak akan terjadi.
4. Khal
Ialah mengimani
Allah Subhanahu Wa
Ta’ala. adalah
pencipta segala
sesuatu. Firman Allah
Subhanahu Wa
Ta’ala, yang
artinya: ” Alah
menciptakan segala
sesuatu dan Dia
memelihara segala
sesuatu. Hanya
kepunyaan-Nyalah
kunci-kunci
(perbendaharaan)
langit dan bumi.”
(QS. Az-Zumar:
62-63).
Keempat tingkatan
ini meliputi apa yang
terjadi dari Allah
Subhanahu Wa
Ta’ala sendiri dan
apa yang terjadi dari
mahkluk. Maka
segala apa yang
dilakukan oleh
mahkluk berupa
ucapan, perbuatan
atau tindakan
meninggalkan,
adalah diketahui,
dicatat dan
dikehendaki serta
diciptakan oleh Allah
Subhanahu Wa
Ta’ala.